Taman Nasional Komodo, Pesona Purba Yang Tiada Dua

Go Komodo!
Apa jadinya kalo misalnya kita berada di Pulau Komodo, dikelilingi oleh hewan “ganas” yang menjadi kebanggaan republik ini karena hanya satu-satunya di dunia?
Taman Nasional Komodo adalah salah satu dari beberapa tempat yang pengen saya kunjungi. Cerita dari Pakde Mbilung yang sering berkunjung ke sana telah mengobsesi saya untuk menginjakkan kaki di sana suatu hari nanti. Saya berjanji.

Tentu saja, hewan purba langka ini menjadi daya tarik utama selain pemandangan alamnya yang tak kalah eksotis. Komodo Dragon (Varanus komodoensis), hewan endemik yang hidup tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, dan pulau-pulau kecil lain yang termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Komodo.
Cara Menuju ke Sana
Setelah bertanya kepada Pakde Mbilung ditambah melakukan gugling di sana-sini, saya mencoba mengumpulkan berbagai informasi untuk menuju ke sana. Selain berguna untuk saya, siapa tahu informasi ini juga bisa digunakan oleh temen-temen yang hendak ke sana dalam waktu dekat ini.
Kawasan ini dapat ditempuh dengan jalur darat, laut, dan udara. Cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan melalui jalur udara. Setidaknya ada 3 maskapai penerbangan yang melayani rute Denpasar ke Labuan Bajo setiap hari, yaitu Merpati, Indonesia Air Transport, dan Pelita Air/Transnusa.
Dari Labuan Bajo, kota pelabuhan di ujung barat Flores, barulah menyeberang ke pulau-pulau yang termasuk ke Taman Nasional Komodo dengan menggunakan perahu.

Kapal pesiar menuju Pulau Komodo
Backpackers tak perlu berkecil hati. Menuju ke Labuan Bajo melalui jalur darat sepertinya akan menjadi catatan perjalanan yang menarik. Belum lagi ketika harus menumpang kapal-kapal nelayan pengangkut barang kebutuhan untuk bisa menyeberang, atau bahkan ikut menginap di atas perahu tentu memberikan cerita tersendiri.
Kalo disuruh milih, tentu saya pengen menikmati berlayar dengan kapal pesiar!

Komodo Dragon, Sang Penguasa

Komodo Dragon (Varanus komodoensis)

Namun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik kita meminta bantuan petugas jagawana Taman Nasional Komodo untuk menemani dan memandu kita mengeksplorasi keunikan dan kecantikan kawasan ini.

Komodo makan
Ketika komodo datang berbondong-bondong dan berebut makanan, wisatawan pun berbondong-bondong mengabadikan momen yang ditunggu-tunggu ini.
Namun cara memanggil komodo seperti ini sudah jarang dilakukan karena akan membuat komodo manja, demikian kata Pakde Mbilung. Selain itu komodo memang mudah untuk ditemui, terutama di Pulau Rinca.
Selain sabana yang gersang, pemandangan bukit-bukit di Pulau Komodo memang layak dipujikan. Maklum saja, pulau ini sangat unik.
Pulau ini terbentuk dari aktivitas letusan vulkanik purba plus aktivitas tektonik yang membuat dasar laut terangkat. Makanya ndak mengherankan kalo pantai-pantai di sini berbeda dengan tempat lain, hamparan pasir pantai yang dibentengi bukit-bukit.
Hamparan pegunungan yang membentang dari utara ke selatan dengan tinggi rata-rata 400-500 meter dpl dengan puncak tertinggi bernama Satalibo (735 m dpl) menjadi pemandangan eksotis lainnya.
Di dataran yang agak tinggi, hamparan pohon Lontar dan hutan hujan merupakan pemandangan yang ndak boleh terlewatkan!

Pulau Komodo
Kekayaan Bahari Taman Nasional Komodo
Jika Anda penggemar olah raga air semacam snorkeling dan diving, keindahan laut di taman nasional ini patut diselami. Namun arus yang kuat harus menjadi perhatian tersendiri. Arusnya yang kuat terjadi karena laut ini merupakan pertemuan air laut tropis dari utara dan air laut dari selatan.
Ada beberapa titik penyelaman yang bisa dijelajahi di sekitar Pulau Komodo.

Pantai Merah, Pulau Komodo
Pantai ini menjadi pantai favorit para wisatawa asing maupun lokal karena hanya dengan ber-snorkeling saja, keindahan bawah laut di pantai ini bisa dinikmati, apalagi bila mencoba diving.
Dengan kedalaman hingga 30 meter, situs penyelaman Pantai Merah didiami berbagai jenis ikan, seperti ikan scorpion yang dikenal memiliki sengat beracun, siput tak bercangkang dan hewan molusca lain.
Penyelaman di malam hari juga sering dilakukan di situs Pantai Merah untuk melihat kehidupan malam hewan laut di situs ini. Selain karena jarak pandang, banyaknya organisme laut yang mendiami situs ini tentu menjadi daya tarik.
Selain Pantai Merah, situs penyelaman favorit adalah Batu Bolong. Batu Bolong adalah situs penyelaman terbaik di Komodo yang berupa “pulau” karang di selat antara Pulau Tatawa dan Pulau Komodo.
Dengan topografinya yang berbentuk tebing curam membuat situs penyelaman ini menawarkan pemandangan bawah laut yang sangat alami karena nelayan lokal ndak bisa menggunakan bom atau racun sianida untuk menangkap ikan di sekitar lokasi ini yang tentunya berakibat merusak ekosistem di bawah laut.
Karena topografinya pula, arus di situs penyelaman ini menjadi sangat berbahaya, sehingga penyelaman disarankan dilakukan saat laut sedang surut.
Berbagai jenis ikan dan biota laut dapat ditemui di lokasi ini. Biota ini hidup di sekitar tebing karang dan pada kedalaman tertentu bisa ditemukan ikan hiu.
Jika ingin melihat berbagai ikan besar, menyelam di situs Batu Tiga sangat disarankan. Disebut Batu Tiga karena situs penyelaman yang terletak di sebelah tenggara Tanjung Kuning di Selat Linta ini terdapat tiga buah batu karang yang merupakan “perpanjangan” dari bagian bawah Pulau Komodo.
Primadona dari situs Batu Tiga adalah ikan pari Manta (Manta birostris) yang lebarnya bisa mencapai 8 meter! Selain itu di situs yang berarus sangat kuat ini menjadi habitat berkembangnya terumbu karang yang cantik-cantik dan segerombolan ikan-ikan kecil.
Sayangnya situs-situs penyelaman di Taman Nasional Komodo ini arusnya terkenal sangat kuat sehingga ndak disarankan untuk diver pemula apalagi yang belum pernah diving seperti saya..

Lokasi Eco-Wisata Terunik di Dunia

Melihat berbagai potensi kekayaan alam Taman Nasional Komodo, memang pantas kalo lokasi yang pada tahun 1991 masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO ini dinominasikan ke dalam New 7 Wonders of Nature dan kita harus mendukungnya dengan memberikan suara untuk lokasi ini!

Harapan saya, selain bisa jeng-jeng ke Taman Nasional Komodo sekaligus mendukung tahun kunjungan ke Indonesia (Visit Indonesia Year 2009) ini, saya berharap kita bisa menyadari betapa pentingnya pelesatarian alam Indonesia, terutama fauna langka seperti Komodo. Bahkan ajang Bubu Awards tahun ini pun ikut mengangkat isu Taman Nasional Komodo untuk masuk ke dalam daftar New 7 Wonders of Nature.
Jadi, kapan kita ke Komodo?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar